MINGGU
KE 9 – VCLASS KE 7
MENDETEKSI FRAUD
Pengertian fraud
menurut para ahli:
ð Pusdiklatwas BPKP
Fraud
yaitu berbagai perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh
orang-orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok secara langsung atau tidak
langsung merugikan pihak lain.
ð IAPI
Fraud
sebagai tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen
atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga
yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan
secara tidak adil atau melanggar hukum.
ð Albrecht et al.
Fraud
yaitu suatu istilah umum, dan mencakup
bermacam-macam arti dimana kecerdikan manusia dapat menjadi alat yang dipilih
seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan representasi yang
salah.
ð Ikatan Akuntan Indonesia
Fraud
yakni salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu
salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan.
Cara Efektif Mendeteksi Kecurangan (Fraud) dalam Profesi Akuntansi
Fraud dalam
akuntansi merupakan penghambat dalam pemanfaatan sumberdaya sehingga menjadikan
perhatian penting pihak manajemen atau pengambil keputusan dalam sebuah
organisasi.
Kekeliruan (Error)
dan Kecurangan (Fraud)
Ada dua jenis kesalahan yang
terjadi dalam akuntansi, yaitu kekeliruan (error)
dan kecurangan (fraud), perbedaan
antara error dan fraud ini terletak
pada ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Kekeliruan terjadi pada tahap
pengelolaan transaksi, saat terjadinya transakssi, dokumentasi, pencatatan
jurnal, pencatatan debit kredit, dan laporan keuangan. Jika kesalahan dilakukan
dengan sengaja, maka hal tersebut merupakan kecurangan.
Kecurangan adalah tindakan
dimana seseorang dengan sengaja mengambil manfaat atas orang lain untuk
kepentingan pribadi. Sedangkan kejahatan adalah tindakan yang sengaja dilakukan
dimana perbuatan tersebut melanggar undang-undang dan terdapat sangsi hukum atas
kejahatan yang dilakukan. Perbedaan inilah yang harus diperhatikan, karena
tidak semua kecurangan adalah kejahatan, dan sebagian besar kejahatan bukan
kecurangan. Kecurangan atau fraud
akan mengakibatkan kerugian perusahaan, namun pihak berwajib hanya bisa
mengambil tindakan atas kejahatan.
Dalam sebuah profesi,
misalnya akuntansi juga tidak luput dari kecurangan. Akuntan yang berbuat
curang dalam prosedur akuntansi menyebabkan informasi akuntansi yang dihasilkan
tidak dapat digunakan oleh pihak yang menggunakannya. Informasi akuntansi
sebuah entiti sangatlah penting karena informasi tersebut digunakan sebagai
dasar penentuan kebijakan organisasi.
Faktor Penyebab Kecurangan (Fraud) dalam Akuntansi
Adapun faktor -faktor yang menyebabkan kecurangan dalam akuntansi
meliputi:
1.
Tekanan: dorongan
seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi,
emosional, atau nilai.
2.
Adanya peluang: kondisi
yang memberikan peluang pada seseorang untuk melakukan kecurangan. Misalnya
lemahnya internal control atau penyelahgunaan wewenang.
3.
Rasionalisasi: pelaku
mencari pembenaran sebelum melakukan kecurangan. Seseorang melakukan
rasionalisasi agar dirinya dapat mencerna tindakannya yang ilegal agar tetap
dapat mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.
Kelompok Kecurangan (Fraud)
The
Association of Certified Fraud Examiners, sebuah
organisasi profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan kecurangan membagi
kecurangan (fraud) kedalam tiga
kelompok yang berdasarkan perbuatan:
1.
Penyimpangan aset: penyalahgunaan
aset perusahaan. Fraud ini mudah
dideteksi karena dapat diukur/dihitung.
2.
Pernyataan palsu: tindakan dari
pihak manajemen untuk menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan
membuat rekayasa keuangan dalam laporan keuangannya.
3.
Korupsi: banyak terjadi di negara
yang sedang berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik. Korupsi sulit
dideteksi karena berbagai pihak bekerja sama dalam menikmati keuntungan.
Didalamnya termasuk konflik kepentingan, penyuapan, pemerasan ekonomi,
penerimaan yang ilegal.
Mendeteksi Terjadinya Kecurangan (Fraud)
Mendeteksi terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat dilakukan
dengan beberapa teknik dibawah ini:
1.
Memeriksa
Jajaran Manajerial
Kasus penggelapan, kecurangan laporan keuangan
seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan.
Karena itu, jajaran manajemen harus diselidiki untuk mengetahui tujuan mereka
melakukan keurangan.
2.
Adanya Keterkaitan
dengan Pihak Eksternal
Salah satu cara yang sering digunakan dalam
melakukan kecurangan adalah dengan memberikan bantuan pada organisasi baik yang
nyata atau fiktif. Untuk itu harus dideteksi adanya hubungan antara organisasi
dengan lembaga keuangan, organisasi dengan individu, eksternal auditor, lembaga
pemerintahan, atau investor.
3.
Sifat Organisasi
Sebuah kecurangan seringkali tidak terendus karena
adanya struktur organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan
tersebut. Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya
internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu peneliti harus mengetahui
seluk beluk organisasi termsuk pemilik perusahaan.
4.
Laporan
Keuangan dan Karakteristik Operasional
Melakukan pemeriksaan diantaranya rekening
pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran atau ekuitas. Tanda kecurangan yang
seringkali terdeteksi adalah adanya perubahan dalam laporan keuangan.
5.
Auditor
Internal
Merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan
obyektif untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional organisasi. Definisi
lainnya adalah penilaian yang dilakukan oleh personel dalam organisasi uang
memiliki kompetensi dalam hal meneliti catatan akuntansi perusahaan dan
pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor internal adalah
untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggungan jawab dengan memberikan
analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit.
6.
Auditor
Eksternal
Auditor eksternal diperlukan untuk mendeteksi
kecurangan dalam organisasi serta melakukan analisa jika auditor internal
mengalami kesulitan.
Timbulnya kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan
harus dicegah. Faktor yang paling menentukan dalam melakukan tindakan
pencegahan tersebut adalah dari internal perusahaan, karena mereka yang secara
langsung terjun dalam operasional organisasi. Karena itu sosok pimpinan yang
amanah dan anti kecurangan sangat dibutuhkan untuk itu. Selain dari internal
organisasi, adanya keterlibatan pihak luar seperti auditor eksternal dapat
memberikan penilaian yang obyektif dimana untuk memastikan laporan keuangan yang
dihasilkan adalah wajar yaitu bebas dari keraguan dan ketidakjujuran. Karena
penilaiannya tersebut, maka seorang auditor eksternal hendaklah memiliki sikap
profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
Teknik-Teknik
Pemeriksaan fraud dalam Akuntansi Forensik.
Secara
umum ada sembilan teknik pemeriksaan akuntansi forensik yang biasa digunakan
untuk mengungkap adanya tindak kecurangan atau Fraud, yaitu:
1. Penggunaan
Teknik-Teknik Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemeriksaan ini berfungsi untuk
menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Ada tujuh langkah pemeriksaan
laporan keuangan ini, yaitu:
a. Memeriksa
Fisik dan Mengamati
Memeriksa fisik lazimnya diartikan
sebagai penghitungan uang tunai, surat berharga, persediaan asset, dan barang
berwujud lainnya. Sedangkan mengamati adalah menggunakan alat indera untuk
mengetahui atau memahami sesuatu tentang lingkungan keuangan.
b. Meminta
Informasi dan Konfirmasi
Meminta informasi kepada perusahaan
baik secara lisan maupun tertulis. Ini harus diperkuat atau dikolaborasikan
dengan informasi dari sumber lain. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebenaran
atau ketidakbenaran informasi. Ini umumnya untuk memastikan saldo
utang-piutang.
c. Memeriksa
Dokumen
Dokumen harus diperiksa guna
memperoleh pemahaman tentang nilai bukti potensial kasus. Dokumen mempunyai
definisi yang luas, termasuk informasi keuangan yang diolah dan disimpan secara
elektronis (digital).
d. Review
Analitikal
Review analitikal dapat disajikan
melalui beberapa teknik, yaitu:
1) Membandingkan
anggaran dengan realisasi Membandingkan antara data anggaran dengan realisasi
bukti fisiknya.
2) Analisis
vertikal dan horizontal Ini merupakan teknik analisis laporan keuangan.
Analisis vertikal adalah Analisis Common-Size
yaitu teknik analisis untuk mengetahui proporsi dari setiap komponen dalam
laporan keuangan terhadap besaran totalnya dalam satuan persen. Selain itu ada
pula analisis Rasio yang merupakan teknik analisis laporan keuangan yang
digambarkan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan ada lima macam
yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas dan Pasar.
Sedangkan analisis horizontal adalah teknik analisis Cross-Section. Analisis CrossSection
juga sering disebut dengan analisis komparasi atau analisis perbandingan.
Selain analisis Cross-Section,
terdapat pula Analisis Sumber dan Penggunaan Dana, yang dapat diartikan sebagai
Analisis yang bertujuan untuk melihat aliran kas (cashflow) dan setara kas) pada periode tertentu.
3) Analisis
Trend
Merupakan teknik analisis laporan
keuangan yang menggambarkan kecendrungan perubahan suatu pos laporan keuangan
selama beberapa periode. Analisis trend dapat memberikan informasi tingkat
pertumbuhan masingmasing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun dan gambaran
apakah kinerja bank naik, turun atau konstan.
4) Membandingkan
Data Keuangan Atau Komparasi
Disebut komparasi karena dalam hal
ini teknik yang digunakan adalah membandingkan angka-angka keuangan dengan
standar tertentu, yaitu perusahaan atau industri sejenis. Ada beberapa cara
mendefinisikan istilah sejenis antara lain, (1) kesamaan jasa dan produk, (2)
kesamaan sisi permintaan, serta (3) kesamaan atribut keuangan.
5) Analisis
Time Series
Merupakan teknik analisis laporan
keuangan dengan cara membandingkan data historis keuangan dalam beberapa
periode tertentu. Analisis Time Series
mempunyai empat pola pergerakan yaitu, trend, siklus, musiman, dan
ketidakteraturan atau random.
e. Menghitung
Kembali
Menghitung kembali atau reperform
tidak lain adalah pengecekan kebenaran perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang
dan lain-lain).
f. Laporan
Akhir
Isi laporan akhir harus menjelaskan
informasi tentang berjalannya proses pemeriksaan akuntansi, termasuk
ditemukannya kecurangan, informasi mengenai pelaku atau Profilling, motif
dilakukannya kecurangan, waktu dan tempat kejadian kecurangan, serta bagaimana
kecurangan dilakukan.
g. Tindakan
Perbaikan
Tindakan perbaikan adalah solusi
yang ditawarkan untuk digunakan guna mengatasi masalah kecurangan tersebut.
Yaitu bagaimana kecurangan ini dapat dihindari dan langkah antisipasi agar
tidak terjadi lagi. Kebijakan akuntansi apa yang dipakai dan prosedur apa yang
harus ditingkatkan untuk perbaikan tata akuntansi keuangan.
2. Pemanfaatan
Teknik Perpajakan
Teknik perpajakan biasa digunakan
dalam pemeriksaan kejahatan terorganisisr dan penyeludupan pajak penghasilan.
Teknik ini juga dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat Negara. Ada dua
macam teknik pemeriksaan perpajakan yaitu Net
Worth Method dan Expenditure Method. Net Worth Method adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri penghasilan yang belum dilaporkan oleh wajib pajak.
Sedangkan Expenditure Method adalah
metode yang digunakan untuk memeriksa wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta
benda, tapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
3. Penelusuran
Jejak-Jejak Arus Uang
Penelusuran jejak-jejak arus uang
ini lebih dikenal dengan istilah follow
the money. Follow the money
secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus
uang atau arus dana. Dana bisa mengalir secara bertahap dan berjenjang, tapi
akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat. Tempat perhentian terakhir
inilah yang menjadi petunjuk kuat yang akan membawa kepada para pelaku Fraud.
4. Penerapan
Teknik Analisis Hukum
Dalam hal ini akuntan forensik
harus mempunyai pemahaman tentang hukum pembuktian sesuai dengan masalah yang
dihadapi, seperti tindak pidana umum, tindak pidana khusus, serta pencucian
uang. Melalui analisis ini, akuntan forensik akan dapat mengumpulkan bukti dan
barang bukti guna mendukung dugaan adanya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan para pelaku Fraud atau
kecurangan.
5. Pemanfaatan
Teknik Audit Investigatif Dalam Pengadaan Barang
Pemeriksaan pengadaan barang ini
merupakan suatu upaya untuk memastikan bahwa dana publik dibelanjakan dengan
baik guna meningkatkan efektivitas operasional serta sesuai peruntukkannya.
6. Penggunaan
Computer Forensic
Ada dua pokok utama dalam computer forensic. Pertama, segi-segi
teknis yang berkenaan dengan teknologi (komputer, internet dan jaringan) dan
alat-alat (Windows, Unix, serta Disk drive imaging). Kedua, adalah
segi-segi teknis hukum seperti penggeledahan dan penyitaan barang bukti.
7. Penggunaan
Teknik Interogasi
Teknik interogasi ini dilakukan
secara persuasif. Akuntan biasanya menggunakan taktik “membuat penyataan” dan
bukan “mengajukan pertanyaan”. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui
detil lengkap tentang kejadian yang sebenarnya.
8. Penggunaan
Undercover Operations
Undercover
Operations adalah suatu kegiatan yang berupaya
mengembangkan barang bukti secara langsung dari pelaku kecurangan dengan
menggunakan samaran (disguise) dan
tipuan (deceit).
9.
Pemanfaatan Whistleblower
Whistleblower
diterjemahkan secara harfiah dengan
istilah peniup peluit. Maknanya adalah orang yang mengetahui adanya bahaya atau
ancaman dan berusaha menarik perhatian dengan meniup peluitnya. Meniup peluit
di sini digunakan dengan kiasan yang artinya adalah membuka aib dan membocorkan
rahasia. Atau dalam istilah lain adalah pelapor pelanggaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Tuanakotta, Theodorus M;. (2010). Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Salemba Empat.