Selasa, 27 November 2018

Kekuatan dan Kelemahan, Peluang dan Ancaman Koperasi di Masa Datang

Saat ini perekonomian Indonesia dan dunia bisnis terutama di asia sedang menghadapi berbagai persaingan yang sangat ketat. Tentunya kita semua sudah tau yang di maksud dalam tulisan saya kali ini mengenai “Persaingan” yang ketat dalam dewasa ini, ya benar, kini kita sudah dalam persaingan dunia MEA yaitu Masyarakat Ekonomi Asean. koperasi di Indonesia sendiri itu sangatlah penting keberadaannya. Koperasi mampu mendorong tumbuh dan majunya perekonomian Indonesia, tentunya dalam tata kelola yang baik dan disiplin.
Nah, seperti apa koperasi di tengah-tengah kondisi saat ini ?. maju & kendurnya perkembangan koperasi perlu kita awasi bersama. Dan banyak membutuhkan dukungan dalam anggotanya juga. Kita tau bahwa kunci keberhasilan koperasi juga dipegang oleh semua anggotanya. Jadi disini masyarakat juga sudah tentu penting dalam memelihara keberhasilan koperasi saat ini dan dimasa yang akan datang.
Banyak sekali kendala-kendala koperasi di Indonesia dari yang sangat kurang diminati oleh masyarakat karena jarak rentang harga barang yang dijualnya dengan pesaing bisnis lainnya itu sangat jauh. Ada pula permasalahan modal dalam koperasi  itu sendiri yang sangat sulit di menemui jalan keluar. Sebenarnya pemerintah selama ini juga sudah sangat maksimal dalam memberikan pengawasan dan juga pemeliharaan koperasi di Indonesia. Maka di era persaingan bisnis yang semakin pesat dan ketat ini apakah koperasi kita bisa semakin mandiri dan maju menghadapinya nanti?
            Banyak analisis yang dapat kita pakai untuk melihat seperti apa koperasi menghadapi kemajuan dunia perekonomian dimasa yang akan datang, terutama dalam MEA untuk masa mendatang. Kali ini kita akan menganalisis bagaimana koperasi bisa berkiprah kedepan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT itu sendiri adalah sebuah metode perencanaan strategis yang nantinya bisa kita gunakan untuk mengevaluasi kondisi koperasi dengan Streght ( Kekuatan) Weakness ( Kelemahan koperasi Kita ) Oportunity ( Peluang Koperasi kita) dan Threat ( ancaman pada Koperasi ). Dari analisis ini nantinya kita akan melihat dalam analisis mana yang bisa memunculkan gambaran baiknya koperasi bisa menghadapi era yang akan datang.
            Berikut mari kita ulas strategi bagaimana yang koperasi akan lakukan nantinya dengan menggunakan analisis SWOT ;
Kekuatan (Strenght)
Membahas kekuatan Koperasi, koperasi memiliki kekuatan-kekuatan yang secara umum untuk menjalankan usaha dalam persaingannya dan kemajuannya dimasa yang akan datang di tengah-tengah banyak nya usaha sejenis yang bermunculan, adapun kekuatan-kekuatan tersebut antara lain :
  1. Pada waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan BUMN/BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang demikian besar. Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian sektor yang disebut belakangan (UKMK) dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis. Sebagai contohnya misal banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang menjadi terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat, yang sebagian besar masih harus diimpor, produsen jamu (ada yang membentuk koperasi) mendapat kesempatan memperlebar pasarnya dari pangsa yang lebih menyerupai “ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna. Jadi bisa kita lihat koperasi memiliki strategi dalam menghadpi tantangan itu sangatlah baik dan masyarakat juga masih sangat terikat, dalam artian koperasi ini sangatlah dianggap penting dimana saat-saat masyarakat sedang menghadapi kenaikan-kenaikan harga kebutuhan yang umum dipasaran.
  2. Anggaran pembangunan yang cukup memadai. Pemerintah kita sebenarnya sudah sanagt baik dalam memperhatikan dan membiayai perkoperasian kita, ia telah menyiapkan bergagai progam dalam rangka membangun perkoperasian Indonesia yang maju. Program-program pembangunan koperasi dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Dalam program-programnya tersebut, yang akan dibiayai dengan anggaran pembangunan selama Repelita VI (1994/95 – 1998/99) adalah sebesar Rp693.400,0 juta. Rencana anggaran pembangunan koperasi untuk tahun pertama dan selama Repelita VI menurut sektor, sub sektor dan program dalam sistem APBN
  1. Komitmen Pimpinan Kementerian Koperasi untuk menegakkan birokrasi yang efisien dan efektif serta akuntabel. Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik perlu dilakukan tiga  strategi yaitu; mewujudkan pemerintah yang bersih dan bebas KKN, pemberian pelayanan public yang berkualitas serta pembenahan kapasitas birokrasi agar menjadi lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Pelaksanaan sosialisasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) termasuk  salah satu program nasional untuk mewujudkan Pemerintahan yang transparan,efektif, efisien, dan akuntabel Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga menggambarkan ukuran kinerja yang transparan dan bertanggung jawab.  Untuk itu saya mengajak seluruh SKPD agar memandang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) jangan sebagai suatu beban,  akan tetapi jadikan LAKIP  sebagai suatu alat yang dapat membantu kita dalam mewujudkan visi dan misi perkoperasian nasional
  1. Dukungan politik dari masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga legislatif (kebijakan pro koperasi) lebih mudah mensinergikan sumber daya yang ada di masyarakat dan dunia usaha untuk pemberdayaan koperasi di Indonesia.
Kendala (Weakness)
            Adakah kendala perkoperasian kita untuk di masa yang akan datang ? setelah kita tadi diatas telah mengulas beberapa kekuatan koperasi yang bisa menjadi gambaran kita untuk melihat sebagaimana kemungkinan terbaiknya koperasi  menghadapi era globalisasi ekonomi yang semakin maju ini.kendala yang akan dihadapi koperasi kedepan yanki  terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang memadai. Perspektif pimpinan instansi pemerintah dan dunia usaha bahwa pemberdayaan koperasi semata-mata urusan Kementerian Koperasi. Kendala utamanya yakni mensinergikan potensi dan sumberdaya untuk pemberdayaan koperasi
Selain itu, Memang tidaklah mudah untuk mewujudkan koperasi yang ideal seperti yang sangat kita harapkan, ya benar !! masih banyak sekali hambatan yang muncul dalam kondisi perekonomian kita saat ini. Baik itu berupa hambatan yang muncul secara internal maupun secara eksternal. Namun bila segera kita sadari tentu dan kita coba untuk mewujudkannya secara sabar dan sistematis maka tentu harapan itu akan menjadi kenyataan. Memang tidaklah dapat kita memanennya serta merta. Sebab terburu-buru dan salah langkah kita maka akan memunculkan kehancuran dan menjadikan kondisi trauma kembali lagi.
Hambatan secara internal pada umumnya di koperasi kita adalah adanya tingkat pemahaman anggota, pengurus serta badan pengawas maupun manajemen yang masih kurang bagus tentang jatidiri koperasi yang menyangkut definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diakui. Pemahaman yang kurang menjadikan praktek-praktek koperasi keluar dari koridor koperasi. Banyak koperasi yang berkembang pada akhirnya banyak sekali mengalami kejatuhan. Hambatan lain dikarenakan kita telah lama terjebak dalam kultur “top-down”. Dimana penentuan dari berbagai keputusan di kopersi itu tidak otonom dan banyak pihak luar yang turut mengintervensinya. Keterjebakan ini dapat kita contohkan dari berbagai model koperasi yang otomatis dan bersifat fungsional. Dimana di anulir telah menjadi bagian dari polarisasi kepentingan politik praktis yang berlaku sesaat. Hambatan lain yang cukup strategis adalah prinsip “narimo” yang bersifat fatalis karena telah lama dan beratus-ratus tahun kita di jajah dan berpuluh-puluh tahun kita terkungkung oleh sebuah rezim otoritarian. Untuk itu sebagai sebuah upaya solusi strategisnya adalah melakukan proses penyadaran secara sistematik itu sangat dibutuhkan. Upaya yang di lakukan di jalankan secara lebih berkelanjutan dan dijalankan secara konsisten. Program pendidikan pelatihan di koperasi adalah menjadi sarana paling utama untuk mewujudkan itu. Di samping upaya-upaya lain seperti perbaikan peforma manajemen dengan peningkatan kualitas pelayanan dan masalah keahlian manajemen. Tak kalah penting adalah komunikasi dan transformasi informasi yang efektif dan efisien baik mengenai berbagai maksud propaganda maupun proses transformasi dan pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatan yang telah dijalankan.
Adapun upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi eksternal memang tidaklah mudah. Dalam hal ini sangat diperlukan bargaining dari gerakan koperasi itu sendiri untuk melakukan proses perubahan secara mikro dan pada akhirnya makro. Hal tersebut akan dapat berjalan efektif bilamana dalam masing-masing koperasi secara internal telah solid dan dalam kepemimpinan gerakan koperasi itu sendiri telah muncul kepentingan yang aspiratif. Dalam tubuh gerakan yang solid tersebut maka koperasi akan semakin dapat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga dalam hal ini ajakannya akan sangat berpengaruh terhadap publik secara luas.
Peluang (Opportunity)
Esensi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang sedang berlangsung saat ini dan yang akan semakin pesat di masa depan adalah semakin menghilangnya segala macam hambatan terhadap kegiatan ekonomi antar negara dan perdagangan internasional. Melihat perkembangan ini, prospek koperasi Indonesia ke depan sangat tergantung pada dampak dari proses tersebut terhadap sektor bersangkutan. Oleh karena itu, prospek koperasi harus dilihat berbeda menurut sektor. Selain itu, dalam menganalisisnya, koperasi Indonesia perlu dikelompokkan ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan (iii) koperasi kredit dan jasa keuangan.
Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang makin alam kamin intens dan mengglobal. Kalu kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana pergerakan barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi suatu negara untuk meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien dan kompetitif.
Selain peluang yang bisa kita lihat diatas tadi ada pula peluang tambahannnya menurut pandangan dari salah satu sumber yang telh say abaca, antara lain :
  1. Pulihnya perekonomian nasional dari krisis ekonomi dan pertumbuhan ekonomi selama tahun mendatang Otonomi daerah yang lebih baik
  2. perimbangan keuangan yang lebih adil serta kedekatan pemda dengan permasalahan pelaku ekonomi di wilayahnya Ketersediaan tenaga kerja yang mutunya makin meningkat serta sumber daya alam yang beraneka ragam kemauan politik yang kuat dari pemerintah
  3. komitmen membangun sistem ekonomi yang lebih demokratis berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan Tuntutan masyarakat untuk pembangunan yang makin berkeadilan dan transparan Pranata konstitusi dan aturan pelaksanaannya (GBHN, UU UU Perkoperasian, dan UU Propenas) yang memberikan prioritas pembangunan ekonomi pada koperasi mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan
Ancaman (Treats)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam koperas jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi koperasi yang baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi koperasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan koperasi.
Marilah kini kita cari tau mengenai apa ancaman yang akan dihadapi koperasi di masa yang akan datang. Yang pertama yakni bertambahnya pelaku pasar multinasional yang sangat inovatif dan mampu menyajikan produk dan layanan yang lebih baik serta penegakan hukum yang belum efektif (maraknya peredaran barang impor illegal) dan di iringi oleh rendahnya kualitas SDM,Produktivitas.
Dan selanjutnya, mengenai daya saing koperasi bahwa mekanisme pasar yang berkeadilan belum efektif berfungsi. Keterbatasan keuangan negara untuk menstimulan pembangunan ekonomi, belum optimalnya pelaksanaan otonomi daerah untuk mendukung pemberdayaan koperasi. Belum lengkapnya kelembagaan pemberdayaan Koperasi, rendahnya partisipasi anggota koperasi dalam kegiatan usaha koperasi, rendahnya tingkat kepedulian, kemampuan dan kualitas pembina dalam memberdayakan Koperasii mengancam upaya pemberdayaan usaha Koperasi secara cepat dan berkesinambungan.
Sumber :
https://yozilatulaini46.wordpress.com/2014/01/06/strategi-koperasi-simpan-pinjam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar