Saat ini perekonomian Indonesia dan dunia bisnis terutama di
asia sedang menghadapi berbagai persaingan yang sangat ketat. Tentunya kita
semua sudah tau yang di maksud dalam tulisan saya kali ini mengenai
“Persaingan” yang ketat dalam dewasa ini, ya benar, kini kita sudah dalam
persaingan dunia MEA yaitu Masyarakat Ekonomi Asean. koperasi di Indonesia
sendiri itu sangatlah penting keberadaannya. Koperasi mampu mendorong tumbuh
dan majunya perekonomian Indonesia, tentunya dalam tata kelola yang baik dan
disiplin.
Nah, seperti apa koperasi di tengah-tengah kondisi saat ini
?. maju & kendurnya perkembangan koperasi perlu kita awasi bersama. Dan
banyak membutuhkan dukungan dalam anggotanya juga. Kita tau bahwa kunci
keberhasilan koperasi juga dipegang oleh semua anggotanya. Jadi disini
masyarakat juga sudah tentu penting dalam memelihara keberhasilan koperasi saat
ini dan dimasa yang akan datang.
Banyak sekali kendala-kendala koperasi di Indonesia dari
yang sangat kurang diminati oleh masyarakat karena jarak rentang harga barang
yang dijualnya dengan pesaing bisnis lainnya itu sangat jauh. Ada pula
permasalahan modal dalam koperasi itu sendiri yang sangat sulit di
menemui jalan keluar. Sebenarnya pemerintah selama ini juga sudah sangat
maksimal dalam memberikan pengawasan dan juga pemeliharaan koperasi di
Indonesia. Maka di era persaingan bisnis yang semakin pesat dan ketat ini
apakah koperasi kita bisa semakin mandiri dan maju menghadapinya nanti?
Banyak analisis yang dapat kita pakai untuk melihat seperti apa koperasi
menghadapi kemajuan dunia perekonomian dimasa yang akan datang, terutama dalam
MEA untuk masa mendatang. Kali ini kita akan menganalisis bagaimana koperasi
bisa berkiprah kedepan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT itu
sendiri adalah sebuah metode perencanaan strategis yang nantinya bisa kita
gunakan untuk mengevaluasi kondisi koperasi dengan Streght ( Kekuatan) Weakness
( Kelemahan koperasi Kita ) Oportunity ( Peluang Koperasi kita) dan Threat (
ancaman pada Koperasi ). Dari analisis ini nantinya kita akan melihat dalam
analisis mana yang bisa memunculkan gambaran baiknya koperasi bisa menghadapi
era yang akan datang.
Berikut mari kita ulas strategi bagaimana yang koperasi akan lakukan nantinya
dengan menggunakan analisis SWOT ;
Kekuatan (Strenght)
Membahas
kekuatan Koperasi, koperasi memiliki kekuatan-kekuatan yang secara umum untuk
menjalankan usaha dalam persaingannya dan kemajuannya dimasa yang akan datang
di tengah-tengah banyak nya usaha sejenis yang bermunculan, adapun
kekuatan-kekuatan tersebut antara lain :
- Pada
waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan
BUMN/BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang
demikian besar. Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) yang biasanya
dianggap tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis
dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian sektor yang disebut
belakangan (UKMK) dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya
kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai
motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis.
Sebagai contohnya misal banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang
menjadi terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat, yang sebagian
besar masih harus diimpor, produsen jamu (ada yang membentuk koperasi)
mendapat kesempatan memperlebar pasarnya dari pangsa yang lebih menyerupai
“ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna. Jadi bisa kita
lihat koperasi memiliki strategi dalam menghadpi tantangan itu sangatlah
baik dan masyarakat juga masih sangat terikat, dalam artian koperasi ini
sangatlah dianggap penting dimana saat-saat masyarakat sedang menghadapi
kenaikan-kenaikan harga kebutuhan yang umum dipasaran.
- Anggaran
pembangunan yang cukup memadai. Pemerintah kita sebenarnya sudah sanagt
baik dalam memperhatikan dan membiayai perkoperasian kita, ia telah
menyiapkan bergagai progam dalam rangka membangun perkoperasian Indonesia
yang maju. Program-program pembangunan koperasi dilaksanakan dengan baik
oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Dalam program-programnya tersebut,
yang akan dibiayai dengan anggaran pembangunan selama Repelita VI (1994/95
– 1998/99) adalah sebesar Rp693.400,0 juta. Rencana anggaran pembangunan
koperasi untuk tahun pertama dan selama Repelita VI menurut sektor, sub
sektor dan program dalam sistem APBN
- Komitmen
Pimpinan Kementerian Koperasi untuk menegakkan birokrasi yang efisien dan
efektif serta akuntabel. Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik perlu dilakukan tiga strategi yaitu; mewujudkan pemerintah yang
bersih dan bebas KKN, pemberian pelayanan public yang berkualitas serta
pembenahan kapasitas birokrasi agar menjadi lebih efektif, efisien, dan
akuntabel. Pelaksanaan sosialisasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) termasuk salah satu program nasional untuk
mewujudkan Pemerintahan yang transparan,efektif, efisien, dan akuntabel
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga menggambarkan
ukuran kinerja yang transparan dan bertanggung jawab. Untuk itu saya
mengajak seluruh SKPD agar memandang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) jangan sebagai suatu beban, akan tetapi jadikan
LAKIP sebagai suatu alat yang dapat membantu kita dalam mewujudkan
visi dan misi perkoperasian nasional
- Dukungan
politik dari masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga legislatif
(kebijakan pro koperasi) lebih mudah mensinergikan sumber daya yang ada di
masyarakat dan dunia usaha untuk pemberdayaan koperasi di Indonesia.
Kendala (Weakness)
Adakah kendala perkoperasian kita
untuk di masa yang akan datang ? setelah kita tadi diatas telah mengulas
beberapa kekuatan koperasi yang bisa menjadi gambaran kita untuk melihat
sebagaimana kemungkinan terbaiknya koperasi menghadapi era globalisasi
ekonomi yang semakin maju ini.kendala yang akan dihadapi koperasi kedepan yanki
terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata
dan kurang memadai. Perspektif pimpinan instansi pemerintah dan dunia usaha
bahwa pemberdayaan koperasi semata-mata urusan Kementerian Koperasi. Kendala
utamanya yakni mensinergikan potensi dan sumberdaya untuk pemberdayaan koperasi
Selain
itu, Memang tidaklah mudah untuk mewujudkan koperasi yang ideal seperti yang
sangat kita harapkan, ya benar !! masih banyak sekali hambatan yang muncul
dalam kondisi perekonomian kita saat ini. Baik itu berupa hambatan yang muncul
secara internal maupun secara eksternal. Namun bila segera kita sadari tentu
dan kita coba untuk mewujudkannya secara sabar dan sistematis maka tentu
harapan itu akan menjadi kenyataan. Memang tidaklah dapat kita memanennya serta
merta. Sebab terburu-buru dan salah langkah kita maka akan memunculkan
kehancuran dan menjadikan kondisi trauma kembali lagi.
Hambatan secara internal pada umumnya di koperasi kita
adalah adanya tingkat pemahaman anggota, pengurus serta badan pengawas maupun
manajemen yang masih kurang bagus tentang jatidiri koperasi yang menyangkut
definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diakui. Pemahaman yang kurang
menjadikan praktek-praktek koperasi keluar dari koridor koperasi. Banyak
koperasi yang berkembang pada akhirnya banyak sekali mengalami kejatuhan.
Hambatan lain dikarenakan kita telah lama terjebak dalam kultur “top-down”.
Dimana penentuan dari berbagai keputusan di kopersi itu tidak otonom dan banyak
pihak luar yang turut mengintervensinya. Keterjebakan ini dapat kita contohkan
dari berbagai model koperasi yang otomatis dan bersifat fungsional. Dimana di
anulir telah menjadi bagian dari polarisasi kepentingan politik praktis yang
berlaku sesaat. Hambatan lain yang cukup strategis adalah prinsip “narimo” yang
bersifat fatalis karena telah lama dan beratus-ratus tahun kita di jajah dan
berpuluh-puluh tahun kita terkungkung oleh sebuah rezim otoritarian. Untuk itu
sebagai sebuah upaya solusi strategisnya adalah melakukan proses penyadaran
secara sistematik itu sangat dibutuhkan. Upaya yang di lakukan di jalankan
secara lebih berkelanjutan dan dijalankan secara konsisten. Program pendidikan
pelatihan di koperasi adalah menjadi sarana paling utama untuk mewujudkan itu.
Di samping upaya-upaya lain seperti perbaikan peforma manajemen dengan
peningkatan kualitas pelayanan dan masalah keahlian manajemen. Tak kalah
penting adalah komunikasi dan transformasi informasi yang efektif dan efisien
baik mengenai berbagai maksud propaganda maupun proses transformasi dan
pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatan yang telah dijalankan.
Adapun upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi eksternal
memang tidaklah mudah. Dalam hal ini sangat diperlukan bargaining dari gerakan
koperasi itu sendiri untuk melakukan proses perubahan secara mikro dan pada
akhirnya makro. Hal tersebut akan dapat berjalan efektif bilamana dalam
masing-masing koperasi secara internal telah solid dan dalam kepemimpinan
gerakan koperasi itu sendiri telah muncul kepentingan yang aspiratif. Dalam
tubuh gerakan yang solid tersebut maka koperasi akan semakin dapat mempengaruhi
berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga dalam hal ini
ajakannya akan sangat berpengaruh terhadap publik secara luas.
Peluang (Opportunity)
Esensi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang sedang
berlangsung saat ini dan yang akan semakin pesat di masa depan adalah semakin
menghilangnya segala macam hambatan terhadap kegiatan ekonomi antar negara dan
perdagangan internasional. Melihat perkembangan ini, prospek koperasi Indonesia
ke depan sangat tergantung pada dampak dari proses tersebut terhadap sektor
bersangkutan. Oleh karena itu, prospek koperasi harus dilihat berbeda menurut
sektor. Selain itu, dalam menganalisisnya, koperasi Indonesia perlu
dikelompokkan ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan
itu meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang
bergerak di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan
(iii) koperasi kredit dan jasa keuangan.
Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan
perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat
berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif
dibandingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan
memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi
dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang makin alam kamin intens dan
mengglobal. Kalu kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana pergerakan barang,
modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan
asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi suatu negara untuk
meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien dan
kompetitif.
Selain peluang yang bisa kita lihat diatas tadi ada pula
peluang tambahannnya menurut pandangan dari salah satu sumber yang telh say
abaca, antara lain :
- Pulihnya
perekonomian nasional dari krisis ekonomi dan pertumbuhan ekonomi selama
tahun mendatang Otonomi daerah yang lebih baik
- perimbangan
keuangan yang lebih adil serta kedekatan pemda dengan permasalahan pelaku
ekonomi di wilayahnya Ketersediaan tenaga kerja yang mutunya makin
meningkat serta sumber daya alam yang beraneka ragam kemauan politik yang
kuat dari pemerintah
- komitmen
membangun sistem ekonomi yang lebih demokratis berdasarkan sistem ekonomi
kerakyatan Tuntutan masyarakat untuk pembangunan yang makin berkeadilan
dan transparan Pranata konstitusi dan aturan pelaksanaannya (GBHN, UU UU
Perkoperasian, dan UU Propenas) yang memberikan prioritas pembangunan ekonomi
pada koperasi mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan
Ancaman (Treats)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan dalam koperas jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi
koperasi yang baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan
pengganggu utama bagi posisi koperasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok
penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat
menjadi ancaman bagi keberhasilan koperasi.
Marilah kini kita cari tau mengenai apa ancaman yang akan
dihadapi koperasi di masa yang akan datang. Yang pertama yakni bertambahnya
pelaku pasar multinasional yang sangat inovatif dan mampu menyajikan produk dan
layanan yang lebih baik serta penegakan hukum yang belum efektif (maraknya
peredaran barang impor illegal) dan di iringi oleh rendahnya kualitas
SDM,Produktivitas.
Dan selanjutnya, mengenai daya saing koperasi bahwa
mekanisme pasar yang berkeadilan belum efektif berfungsi. Keterbatasan keuangan
negara untuk menstimulan pembangunan ekonomi, belum optimalnya pelaksanaan
otonomi daerah untuk mendukung pemberdayaan koperasi. Belum lengkapnya
kelembagaan pemberdayaan Koperasi, rendahnya partisipasi anggota koperasi dalam
kegiatan usaha koperasi, rendahnya tingkat kepedulian, kemampuan dan kualitas
pembina dalam memberdayakan Koperasii mengancam upaya pemberdayaan usaha
Koperasi secara cepat dan berkesinambungan.
Sumber :
https://yozilatulaini46.wordpress.com/2014/01/06/strategi-koperasi-simpan-pinjam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar